Senin, 27 Mei 2013

ETIKA MENUNTUT ILMU: Muqaddimah dan Hakikat Ilmu, Fiqih dan Keutamaanya (Bagian 1 dari 13)

Bismillahirrahmanirrahim

MUQADDIMAH
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang, yang telah memberikan keunggulan kepada umat manusia dengan ilmu dan amal. Shalawat dan salam semoga selalu dan tetap tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarga, dan sahabat-sahabatnya yang menjadi sumber ilmu pengetahuan dan ilmu  hikmah.

Isya Allah Saya akan membahas dan menerangkan beberapa point penting dalam  menuntut ilmu yang Saya sadur dari kitab "Ta'lim Muta'alim" yang Saya pelajari selama di Pondok Pesantren Bustanul Ulum, Langsa dan juga saya pelajari dari terjemahannya serta dari berbagai referensi-referensi terkait metode belajar yang baik. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk berbagi ilmu dan amal kebaikan sehingga bermanfaat untuk kita semua, sehingga ilmu yang kita pelajari nantinya bisa kita amalkan dan kita sebarkan kepada khalayak ramai,bukan hanya sekedar mendapat ilmu tapi tidak diamalkan.

Tulisan ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan, tidak tertutup kemungkinan adanya kesalahan dan kesilafan yang harus kita perbaiki bersama-sama, saran dan kritik yang membangun sangatlah diharapkan, sehingga maksud dan tujuan dari penulisan ini tercapai dengan baik dan benar. Semoga Allah SWT memudahkan, merahmati dan meridhai jalan kita. Amin

Dalam tulisan ini ada 13 bagian l yang menerangkan tentang bagaimana seharusnya pelajar itu menuntut ilmu sehingga bisa memperoleh manfaat dan mengamalkannya, adapun bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:

  1. Bagian 1 : Hakikat Ilmu, Fikih dan Keutamaannya
  2. Bagian 2 : Niat untuk Belajar
  3. Bagian 3 : Memilih Ilmu, Guru, Teman dan Ketabahan
  4. Bagian 4 : Mengagungkan Ilmu dan Ulama
  5. Bagian 5 : Tekun, Keberlanjutan dan Minat
  6. Bagian 6 : Permulaan, Ukuran dan Tata Tertib Belajar
  7. Bagian 7 : Tawakkal
  8. Bagian 8 : Waktu Mendapatkan Hasil Ilmu
  9. Bagian 9 : Kasih Sayang dan Nasehat
  10. Bagian 10: Mencari Faedah
  11. Bagian 11: Sifat Wara' di Waktu Belajar
  12. Bagian 12: Penyebab Hafal dan Lupa
  13. Bagian 13: Penyebab Mendapatkan dan Tidak Mendapatkan Rizki, serta Apa yang Memperpanjang Umur dan Memendekkannya
Tulisan ini akan Saya bahas perbagian-bagian sehingga lebih mudah untuk dibaca dan dipelajari.

Bagian 1. HAKIKAT ILMU, FIQIH DAN KEUTAMAANYA
Rasulullah SAW bersabda: "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah"
Namun demikian, kewajiban setiap muslim laki-laki dan perempuan bukanlah menuntut segala ilmu, tetapi ia wajib mempelajari ilmu yang utama, yaitu ilmu ushuluddin dan ilmu fikih yang merupakan ilmu-ilmu yang ada hubungannya dengan ihwal manusia dan kehidupannya, seperti Iman, Shalat, Zakat, Puasa, Haji dan sebagainya. Ilmu yang utama adalah ilmu yang akan diamalkan dan amal yang lebih utama adalah memelihara perbuatan dari sia-sia dan kerusakan.

Setiap muslim diwajibkan mempelajari ilmu yang berhubungan dengan kewajiban sehari-harinya dalam kondisi apapun. Karena orang Islam diwajibkan shalat, maka ia diwajibkan mempelajari dan mengetahui ilmu yang berhubungan dengan shalat, agar ia dapat menunaikan kewajiban shalat dengan sempurna. Begitu juga bagi muslim diwajibkan mempelajari ilmu yang menghantarkannya menunaikan segala sesuatu yang menjadi kewajibannya. Demikian pula wajib baginya mengetahui masalah puasa dan zakat, kemudian kewajiban haji bila telah memenuhi syarat, dan wajib mempelajari ilmu muamalat tentang jual beli jika ia sebagai pedagang. Selain itu diwajibkan juga bagi setiap muslim mempelajari ilmu bermasyarakat dan teori-teori dalam bekerja, sehingga dengan ilmu tersebut ia bisa memelihara diri dari larangan agama.

Setiap muslim juga diwajibkan mengetahui ihwal hatinya untuk bertawakkal, kembali dan takut kepada Allah serta rela akan hukum-hukum-Nya dan ketetapan-Nya. Mengenai kemulian ilmu tidak perlu disangsikan lagi, karena ilmu merupakan sifat pemberian Allah SWT yang diberikan khusus kepada umat manusia, karena sifat-sifat selain ilmu, baik manusia maupun seluruh binatang juga sama memiliki, seperti sifat pemberani, kuat, giat, sosial dan sebagainya.

Dengan ilmu Allah memuliakan Nabi Adam As, menampakkan ketinggian derajatnya melebihi derajat para malaikat, sehingga malaikat diperintahkan bersujud untuk menghormati Adam. Keutamaan ilmu karena ia merupakan jalan menuju ke ketaqwaan yang menyebabkan seseorang berhak mendapat kemulian di sisi Allah SWT dan kebahagiaan yang abadi.

Dalam sebuah syair, Syeikh Muhammad bin Hasan bin Abdillah menuliskan:

  • Belajarlah, karena ilmu itu sebagai hiasan bagi ahlinya, merupakan kelebihan dan tanda dari segala perbuatan terpuji
  • Jadilah kamu seorang yang memperoleh faidah menambah ilmu setiap hari dan berenanglah kamu dalam lautan faedah
  • Belajarlah ilmu fiqih, karena fiqih itu merupakan penuntun yang paling utama; untuk berbuat kebaikan, takwa dan tujuan yang lurus
  • Ia merupakan rambu-rambu kepada jalan petunjuk dan sebagai benteng yang dapat menyelamatkan diri dari segala marabahaya
  • Karena sesungguhnya ahli fiqih yang bijaksana, lebih berat bagi syetan untuk mengganggu daripada seribu ahli ibadah
Selain itu setiap muslim wajib mengetahui budi pekerti terpuji dan tercela.
Bersambung.....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar