Kamis, 25 Agustus 2011

KAPAL PEMUDA NUSANTARA 2008

Oleh: Rian al-Asyi, dkk*


“Archipelago” memang pantas ditunjukkan pada negara seribu pulau tempat kita perpijak ini, yaitu Indonesia. Selain julukannya sebagai negara kepulauan, Indonesia juga pantas disebut sebagai Negara “Maritim” karena hampir dua pertiga kawasan Indonesia ditutupi oleh hamparan air laut yang terbentang dari sabang sampai merauke.
Letak Indonesia yang strstegis, yaitu berada pada persilangan dunia (Asia dan Australia, serta samudra Indonesia dan samudra Pasifik) menjadikan Indonesia sebagai negara beribu potensi alam yang siap dieksplorasi dan dikembangakan oleh masyarakat Indonesia. Pengembangan potensi kelautan tentu saja akan berimbas pada masuknya nilai-nilai global seperti: politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Para Peserta KPN 2008 sebelum menyeberangi lautan bersama "KM. LABOBAR"
            Hal lain yang juga tidak dapat kita pungkiri adalah keragaman suku, ras, budaya, dan agama semakin menjadikan Indonesia sebagai negara majemuk yang kaya akan karakter, bahasa, laku, serta kepribadian yang pada akhirnya dirangkum pada suatu konsep persatuan di bawah “Bhineka Tunggal Ika”. Keberagaman budaya ini juga mendapat tantangan besar lewat perbatasan antar bangsa, yang jika tidak diperhatikan dan diwaspadai, maka akan merongrong kedaulatan NKRI sendiri. Kalimantan yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Brunei Darusslam, dan Irian Jaya yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Membuat bangsa ini harus lebih mawas dan  waspada, dalam artian bukan berarti kita menutup diri dari Negara lain yang berbatasan langsung. Namun, kita harus tetap siaga terhadap nilai-nilai atau paham-paham yang akan membawa dampak buruk bagi masyarakat dan Negara Indonesia.
            Letak Indonesia yang berada pada garis katulistiwa dengan 6° Lintang Utara dan 11° Lintang Selatan, dan diantara 96° dan 141° Bujur Timur. Membuat Indonesia memiliki sumber-sumber kekayaan alam yang cukup signifikan untuk dimanfaatkan bagi kemaslahatan seluruh masyarakat Indonesia, terutama dalam bidang perikanan dan kelautan. Namun, permasalahan besar yang dihadapi penduduk Indonesia khususnya nelayan dan penduduk pesisir adalah belum maksimalnya upaya untuk mengeksplorasi, memanfaatkan, membudidayakan, serta mengolah potensi laut setempat. Hal tersebut banyak disebabkan karena pergeseran budaya dari kebudayaan lama setempat oleh budaya modern yang mengakibatkan masuknya nilai-nilai baru yang mengganggu nilai dan kepercayaan lama, sehingga para nelayan harus beradaptasi ulang terhadap nilai tersebut. Dan secara perlahan menggunakan nilai tersebut dalam keseharian. Sebagai contoh, perkembangan teknologi menuntut nelayan menggunakan kapal mesin, untuk memudahkan pencarian ikan dan agar hasil tangkapan maksimal. Perkembangan teknologi ini juga menyebabkan pergeseran kecenderungan konsumsi masyarakat dalam bidang ekonomi, misalnya pulau yang telah mendapatkan fasilitas listrik, kini para nelayan ataupun penduduk pesisir mulai berlomba-lomba untuk memiliki barang elektronik yang dianggap dapat meningkatkan derajat dan tingkat sosial mereka dimata yang lain. Hal inilah yang menyebabkan pergeseran budaya dari masyarakat nelayan tradisional ke masyarakat nelayan modern yang konsumtif.
            Media massa yang kini mulai dapat dinikmati penduduk pesisir, turut andil bertanggung jawab dalam pergeseran nilai dan budaya ini. Televisi menjadi indikator nyata masuknya nilai-nilai baru dalam suatu komunitas nelayan. Pola pikir masyarakat  berangsur-angsur berubah menjadi masyarakat modern yang mulai meninggalkan nilai-nilai leluhur, yang seharusnya dipertahankan sampai anak cucu mendatang.
            Sejarah membuktikan bahwa pengetahuan kelautan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi pemanfaatan sumberdaya laut untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penemuan tentang pemanfaatan sumberdaya laut yang menjadi bukti adanya pemukiman manusia seperti penemuan gundukan kulit kerang baik di Sumatera, Sulawesi, dan Irian Jaya. Menunjukkan bahwa hasil laut bukanlah hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia (makan), melainkan juga digunakan sebagai perhiasan dan berbagai peralatan yang dikerjakan dengan sangat sederhana. Dan perkembangan teknologi saat ini menuntut nelayan dan penduduk sekitar untuk mengembangkannya memalui teknologi dan peralatan modern.
            Perkembangan teknologi disatu sisi memang menimbulkan perubahan ke arah yang lebih baik pada masalah peningkatan kualitas pengolahan potensi kelautan. Namun, juga tidak dapat kita pungkiri bahwa perkembangan teknologi juga berdampak pada bergesernya nilai-nilai budaya lama yang menjadi identitas masyarakat bahari. Beberapa efek samping dari perkembangan teknologi adalah rusaknya keseimbangan alam (pesisir dan laut), punahnya beberpa species ikan atau terumbu karang, transformasi social masyarakat dari nelayan sebagai pencari ikan menjadi pengkonsumi ikan dengan kualitas ikan rendah.
            Laut kita yang kaya ini sangat membutuhkan tenaga-tenaga ahli untuk mengeksplor lebih jauh dan memenfaatkannya untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, bangsa ini tidak memiliki pilihan selain mewariskannya pada generasi muda. Pemuda adalah tumpuan dan ujung tombak pengelolaan sumber daya alam bahari. Sudah saatnya pemuda mengetahui masalah, tantangan, dan peluang laut Indonesia. Pembekalan informasi dan aktualisasi diri mutlak diperlukan, agar kelak pemuda dapat satria yang menyelamatkan laut Indonesia. Dengan diadakannya program Kapal Pemuda Nusantara (KPN) diharapkan muncul satria-satria bahari yang mampu menggunakan laut sebagai penyelamat negara ini dari berbagai macam masalah yang kini melanda Indonesia.

Visi
Mewujudkan pemuda bahari dalam NKRI

Tujuan
Umum
    • Upaya pembangunan, pengolahan, dan pengelolaan kawasan pesisir melalui pemberdayaan sumber daya alam, sumber daya manusia, jasa, dan tatanan sosial secara efisien dan berkelanjutan (sustainable) melalui program kewirausahaan untuk seluruh stakeholders (rakyat) Indonesia dan khususnya masyarakat setempat secara adil dan menciptakan kesejahteraan.
Khusus
    • Meningkatkan kesadaran para peserta KPN bahwa kekayaan alam yang terkandung di dalam laut sangat besar dan saat ini belum dikelola dan dimanfaatkan dengan maksimal.
    • Meningkatkan motivasi kepada para peserta KPN untuk membuka peluang usaha dengan memanfaatkan kekayaan laut baik pada bidang produksi maupun jasa.
    • Menstimulasi tumbuhnya pemuda wirausaha pada sektor kelautan dan perikanan.
    • Membina generasi muda sebagai kader pemimpin bangsa  yang mandiri yang mampu bertanggung jawab pada diri sendiri serta bertanggung jawab terhadap kelangsungaan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
    • Membentuk jaringan kerjasama di antara sesame peserta PKN
.
Aspek yang hendak diangkat dan diperkenalkan pada peserta KPN:
  1. Dunia maritim sebagai pusat sumber daya alam yang melimpah, seperti kekayaan mineral maupun kekayaan hewani dan nabati yang terdapat di laut yang merupakan sumber nutrisi dan gizi.
  2. laut sebagai sarana penghubung serta sarana komunikasi (Sea Line of Communication/SLoC) antara masyarakat satu pulau dengan masyarakat pulau yang lain sehingga laut adalah merupakan sarana pemersatu bangsa.
  3. Industri dan jasa maritime (INJASMAR) merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya yang selama ini potensi tersebut hampir belum terjamah.
  4. Wirausaha berbasis kelautan penting untuk dikembangkan dan dijadikan alternative lapangan usaha yang menjanjikan bagi generasi muda.

Peserta
Jumlah peserta dalam KPN 2008 sejumlah 59 orang dengan 28 peserta putri, dan 31 peserta putra. Dari 31 Provinsi yang ada di Indonesia kecuali Kepulauan Seribu, dan Papua Barat.

Para peserta KPN 2008 dengan pakaian adat masing-masing.


Bentuk kegiatan
  1. Pembekalan
· Wawasan kebangsaan dan cinta terhadap tanah air (Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda)
· Mental spiritual dari lembaga trainer Heart Inteligent (HI).
· Fisik (olah raga, lari, tidur dalam tenda,dll) Oleh Sersan Nurcholis TNI AD.
· Pemilihan Pak Lurah dan Bu Lurah sebagai leader KPN 2008
Pak Lurah        : Slamet Budi Cahyono
Bu Lurah         : Vernilia R Boyman
  1. Kegiatan selama di kapal
Mengingat untuk KPN 2008 ini pihak MENPORA tidak bisa bekerja sama dengan pihak TNI AL perihal pengadaan kapal KRI untuk berlayar. Maka, peserta KPN 2008 berlayar menggunakan kapal PELNI (LABOBAR) dengan tujuan Jakarta- Makasar dengan terlebih dahulu transit di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Selama di kapal peserta tidak banyak melakukan kegiatan apa-apa kerena terbentur pada masalah terbatasnya penggunaan ruang public yang harus dibagi dengan penumpang lain. Beberapa kegiatan yang dilakukan di atas kapal antara lain:
· Games
· Pemberian materi oleh bp. Bambang Sugiharto tentang “Laut, Peluang dan Permasalahan”.
·  Kunjungan ke dek kapal & simulasi penyelamatan penumpang menggunakan skoci.
 
 Kru KM Labobar sedang menemani peserta KPN melihat-lihat ruang kendali utama kapal.

3. Home Stay
  1. Bumi Perkemahan Cibubur.
  2. Di rumah penduduk di Kodingareng, para peserta diajak untuk dekat dengan penduduk dengan kegiatan bermalam di rumah penduduk selama tiga hari dua malam.
  3. Balai Latian Kerja Industri (BLKI) Makassar.
  4. Akademi Perikanan Bitung (APB) 
Bumi Perkemahan Cibubur.
4. Pemberian Materi
5. Praktek
a.       Berlayar
b.      Snorkling
c.       Komunikasi GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System)
d.      Navigasi
e.      Membuat jaring penangkapan ikan.
f.       Permesinan kapal
Suasana di salah satu asrama Balai Latihan Kerja (BLK) Makassar.

"Bersama Ibu Homestay di kodingareng"

Peserta KPN didampingi oleh Taruna-Taruna Akademi Perikanan Bitung
.


Hormat Grak!!!..nah ini adalah salah satu BST (Basic Safety Training).


"Team Si  Jago Merah"
Pasukan.....!!! "Hormattt...Grak"....mari kita berlayar.

6.      BST (Basic Safety Training)
7.      Out Bond
8.      Kunjungan
Beberapa kunjungan yang dilakukan adalah: Kunjungan ke Kantor Gubernur Makassar, Kunjungan ke kantor walikota Makassar, Kunjungan ke tempat pembuatan kapal di pulau Kodingareng, Knjungan ke situs-situs sejarah di pulau Kodingareng, Kunjungan ke laboratorium konservasi dan Marine Station Universitas, Hasanuddin (Barrang Lompo), Kunjungan ke Lantamal VI Makasar, Kunjungan ke benteng Fort Rotterdam, Kunjungan ke Pembukaan FIPOB (Festival Internasional Pemuda dan Olah Raga, Kunjungan ke fakulty perikanan dan kelautan Universitas , Samratulangi, Kunjungan ke Taman laut Bunaken, Kunjungan ke PT Delta, Kunjungan ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN).








Fort Rotterdam

Balai Pemuda Kodingareng "Pijat ala KPN 2008"

Under constructions "Fibership"

Maen petak umpet dalam kapal...hehehe
Pose Bareng Menpora Adhyaksa Dault
Minggir...minggir....Kiri Pir......Cibubur,....cibubur....cibubur....



Ucapan Terima Kasih Kami Kepada:
Kementerian Negara Pemuda Dan Olahraga Republik Indonesia
Pemerintah Makassar
Pemerintah Manado
Akademi Perikanan Bitung
Masyarakat Kodingareng
Universitas Sam Ratulangi
Pemerintah Kota/Kabupaten Peserta KPN 2008
dan
Kepada Seluruh Pihak Yang Telah Turut Serta Menyukseskan KPN 2008 
Cibubur-Makassar-Manado
Dari KAMI:


KAPAL PEMUDA NUSANTARA 2008



*Peserta KPN 2008 tujuan Jakarta-Makassar-Manado

Tidak ada komentar:

Posting Komentar