Minggu, 24 Juli 2016

Aku dan Kampus Jantoeng Hate Rakyat Aceh

Menuju Kampus Jantoeng Hate Rakyat Aceh

12 tahun yang lalu.
"Rian...apa ada rencana kuliah..?" Tanya sang Mamak
"Kuliah apa...?" Jawab Saya seadanya sambil terus menguyah buah jambu di atas pohonnya.
"Terserah...jangan lama-lama, pendaftarannya mau tutup" Balas Mamak
" Ke Banda boleh...?" Tanya Saya penasaran
"Boleh...!" Tegas sang Mamak

Bagai anak panah terlepas dari busurnya, saat itu Saya seperti terbangun dari "tidur panjang", sebelumnya banyak waktu yang Saya habiskan tanpa tujuan dan arah yang jelas, maklum, masa-masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju masa dewasa, baru selesai sekolah Madrasah Aliyah di Langsa, sehingga masih ingin menikmati masa-masa senggang, belum ada tujuan dan arah yang jelas, antara melanjutkan kuliah atau tidak kuliah sama sekali, cukup sampai disini. 

Walaupun keinginan Saya masih setengah hati untuk kuliah, namun karena dorongan dan dukungan kedua orangtua dan keluarga, akhirnya Saya putuskan untuk kuliah di Banda Aceh, dengan harapan kelak Saya menjadi "orang" yang bisa dibanggakan oleh kedua orangtua Saya.

Saya bukan tergolong keluarga kaya, sehingga pada saat Saya ingin mendaftarkan diri pada SPMB, Saya harus kembali ke Madrasah Aliyah Ulumul Quran Langsa untuk mengambil Ijazah Saya yang sempat di "tahan" karena Saya masih menunggak SPP. Namun itu bukan rintangan, tapi menjadi tantangan bagi Saya agar bisa mengikuti SPMB dengan segera dan lulus di Universitas yang Saya inginkan. Singkat cerita, Saya pun mendaftar SPMB di Unsyiah, sehingga Saya bisa memilih dua jurusan favorit Saya; (1) Agribisnis Unsyiah dan (2) Ilmu Kelautan Unsyiah.

Gedung Rektorat Universitas Syiah Kuala 
Sumber photo: www.klikkabar.com


Hari pengumuman tiba, tanpa membuang waktu Saya langsung mengecek nomor SPMB Saya di layar monitor komputer dengan akses internet di warnet terdekat, namun nomor Saya tidak tertera di pengumuman kelulusan SPMB tersebut, tak puas dengan hanya sekali mengecek, untuk memastikan ulang, Saya cek lagi di situs SPMB, dan Alhamdulillah Saya LULUS, suatu kebangaan tersendiri bisa lulus di kampus Jantung Hati Rakyat Aceh, hal ini harus Saya syukuri sebagai sebuah anugerah dengan belajar semaksimal mungkin, karena Saya tahu, di luar sana banyak yang ingin masuk Unsyiah tapi belum berhasil lulus, ini merupakan kesempatan emas yang harus Saya manfaatkan dengan baik, karena jika tidak, Saya merasa bersalah karena telah menyiayiakan kesempatan ini, di mana ratusan bahkan ribuan pelajar di luar Saya bersaing hanya untuk memperebutkan kursi untuk belajar di bangku kuliah ini.

Seumur hidup Saya, baru kali ini Saya menginjakkan kaki di bumi koetaradja, Banda Aceh. Berbekal informasi yang minim tentang Unsyiah dan Banda Aceh, berkat bantuan seorang sahabat yang menetap di Banda Aceh, yang bernama Ichwanda (salah seorang korban tsunami Aceh 2004, semoga Allah mengampuni dan merahmatinya) dengan menumpangi mobil L-300, karena masih buta akan lokasi Banda Aceh, agar tidak tersesat, sahabat Saya menyarankan agar Saya turun di Masjid Lam Dingin, Banda Aceh, tidak jauh dari lokasi dia tinggal. Masjid Lam Dingin, dari sini lah titik awal perjuangan menempuh pendidikan tinggi dimulai.

Silahkan di cek kembali berkasnya dan jangan ada yang terlewatkan " Tutur salah seorang panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Unsyiah, ketika memeriksa berkas Saya.

"Sudah, terima kasih" Ucap Saya.

Alhamdulillah, akhirnya Saya secara resmi diterima di Kampus Jantung Hati Rakyat Aceh pada program studi Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan, yang merupakan salah satu program studi termuda di Unsyiah (sebelumnya program m studi ini bernaung di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, seiring berjalannya waktu, pada tahun 2014, akhirnya secara resmi Ilmu Kelautan bernaung di bawah Fakultas Kelautan dan Perikanan, berdasarkan SK Mendikbud RI No. 3 Tahun 2014, tanggal 17 Januari 2014, yang di dalamnya juga terdapat dua jurusan baru, yaitu program studi Budidaya Perairan dan program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perairan)

Banyak hal dan ilmu yang Saya peroleh selama menempuh pendidikan di Unsyiah, mulai dari meningkatnya ilmu pengetahuan, wawasan yang lebih luas, akses jaringan organisasi lintas kampus nasional, pembentukan karakter diri, pergaulan yang lebih luas, keterlibatan dalam berbagai event yang dibuat oleh Unsyiah, Pemerintah dan lembaga lain, sehingga bisa Saya terapkan di luar dunia kampus, bahkan karena pendidikan di Unsyiah juga Saya berhasil menjadi salah seorang Pemuda Terbaik versi DISPORA Aceh, karena keterlibatan Saya di event - event nasional seperti program Kapal Pemuda Nusantara KEMENEGPORA RI, Jambore Nasional Pemuda Indonesia dan Bakti Pemuda Antar Provinsi KEMENEGPORA RI di PAPUA. Selama menjadi mahasiswa Unsyiah Saya juga berhasil menjadi salah seorang juara Karya Tulis Ilmiah se Aceh, semua keberhasilan itu tidak terlepas dari peranan Unsyiah dalam memberikan pendidikan selama Saya di bangku kuliah.

Tidak berhenti disitu saja, berkat rekomendasi Unsyiah melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik Unsyiah, Saya berkesempatan memperoleh beasiswa Unggulan DIKTI tahun 2012, sehingga akhirnya bisa melanjutkan studi S2 di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada prodi Teknologi Perikanan Laut dan telah selesai tahun 2015 lalu.

Unsyiah Terkini

Tidak bisa dipungkiri peranan Unsyiah dalam memberikan layanan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat, khususnya Aceh. Sebagai perguruan tinggi negeri tertua di Aceh, yang berdiri pada tanggal 2 September 1961, saat ini Unsyiah memiliki lebih dari 30.000 orang mahasiswa yang menuntut ilmu di 12 Fakultas dan Program Pascasarjana.

Unsyiah juga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik untuk kebutuhan lokal, nasional maupun regional. Sebagai universitas Jantung Hati Rakyat Aceh yang mengutamakan mutu, Unsyiah juga mengintegrasikan nilai-nilai universal, nasional, dan lokal untuk melahirkan sumberdaya manusia yang memiliki keselarasan dalam antara IPTEK dan IMTAQ. Keseimbangan di antara keduanya menjadi komponen utama dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, berbudi pekerti, menjunjung tinggi etika, estetika serta berakhlak mulia.

Kita patut berbangga dan bersyukur, Unsyiah terus berkembang dari masa ke masa, kini di bawah kepemimpinan rektor Prof. Dr. Samsul Rizal, M. Eg Unsyiah terus berbenah diri dan melakukan berbagai terobosan yang membuat Unsyiah terus melejit dan melesat, terbukti dengan peroleh akreditasi kampus yang sebelumnya bernilai C, kini  berubah menjadi A. Tidak cukup itu saja, berdasarkan hasil peringkat nasional universitas di Indonesia, Unsyiah kini masuk kedalam deretan 10 Universitas Terbaik di Indonesia, hal ini membuktikan bahwa Unsyiah saat ini sangat serius dan mengoptimalkan segala potensi yang ada untuk menjadikan kampus Jantoeng Hate Rakyat Aceh menjadi yang terbaik di Indonesia bahkan di Dunia. bahkan, kini Perpustakaan Unsyiah yang merupakan pusat referensi akademik dan non akademik, di mana di sana tersimpan ribuan koleksi buku, majalah, jurnal, skripsi, tesis, disertasi dan literatur-literatur lain, menjadi salah satu perpustakaan terbaik di Indonesia dengan perolehan nilai akreditasi A bahkan memperoleh sertikat ISO 9001:1998 sehingga kini perpustakaan Unsyiah sudah bertaraf internasional dan menjadi salah satu perpustakaan yang menjadi rujukan DIKTI yang dikunjungi oleh berbagai universitas di Indonesia.

Semoga Universitas Syiah Kuala  Jantung Hati Rakyat Aceh terus melangkah maju dan berkembang kearah yang lebih baik, sehingga mampu  mencerdaskan anak-anak bangsa dan melahirkan generasi-generasi yang unggul dan berkarakter mulia sesuai dengan nilai-nilai keislaman demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang pintar, cerdas,  aman, damai,  tentram, adil dan sejahtera. Aamiin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar